Seberapa Besar Keimanan Kita Kepada Allah?

Anak muda atau pemuda di zaman sekarang terkenal dengan kegiatan-kegiatan viral yang mudah diikuti pada zamannya. Hal ini diimbangi dengan kecanggihan teknologi yang terus berkembang seiring waktu, dan usia pemuda yang produktif memunculkan ide-ide kreatif mereka.

Namun, perlu direnungi kembali apakah kegiatan produktif mereka telah sesuai syariat? Apakah kegiatan viral mereka sesuai dengan keimanan mereka kepada Allah SWT?

Secanggih apapun perkembangan zaman, syariat tetap wajib ditegakkan sebagai wujud keimanan kita kepada Allah SWT. Terlebih pemuda adalah asset bangsa yang akan meneruskan generasi selanjutnya dan yang akan datang. Apabila pemuda saat ini rusak, bagaimana dengan pemuda di masa yang akan datang?

Senada dengan kalimat diatas, mari menengok sejarah yang diceritakan dalam buku kisah-kisah dalam Surat Al-Kahf (2019) karya Angga Mulyana, Ashabul Kahfi terjadi pada sebuah negari bernama Afasus yang dipimpin  oleh Raja Decyanus yang memerintah pada 249 hingga 251 Masehi.

Raja Decyanus sangat kejam dan menyiksa penganut agama lain, ia memaksa rakyatnya menyembah berhala, ia tidak segan membunuh rakyat yang membantah. Suatu hari, ditemukan adanya beberapa pemuda yang menolak ajakannya dan bersikukuh hanya akan beribadah kepada Allah, meskipun berbagai tawaran kenikmatan dunia dihadirkan.

Mereka melarikan diri dan meninggalkan kota, berlindung diri di Gua Tikhayus. Berkat keimanan dan ketakwaannya, Allah membuat mereka tertidur selama 309 tahun.

MasyaAllah, melihat, membaca dan mendengar kisah-kisah pemuda memang membuat merinding ya sahabat? Lantas membuat kita tertampar, sudah apa diri kita untuk menabung pahala kebaikan dan bermanfaat untuk ummat?