Target Infak
Infak Terkumpul
Eka merupakan anak berusia 10 tahun yang di vonis penyakit yang luar biasa, ia divonis memiliki kelainan kulit berupa luka bakar yang semakin membesar di sekujur tubuhnya.
Eka merupakan putri bungsu dari pasangan suami istri Mamang (57) dan Ita (51), ia tumbuh menjadi anak yang cantik, aktif dan ceria sebelum divonis sakit yang langka tersebut. Eka dan keluarga merupakan keluarga yang sederhana, ia tinggal di rumah dengan serba keterbatasan di pedalaman Kabupaten Bandung, yaitu di kampung Gunung Geulis, Desa Sukamulya, Kec.Kutawaringin, Kab.Bandung.
Semua itu bermula ketika Eka berusia 2 Tahun, di tangan eka terdapat luka bintik merah. Saat itu keluarga tidak menghiraukannya, akan tetapi seiring pertumbuhan eka bintik tersebut bukanya menghilang akan tetapi malah menyebar dan menjadi luka bakar yang sangat hebat. Diusianya yang ke 5 tahun Eka di bawa ke puskesmas, barulah saat itu diketahui bahwa eka mengidap penyakit kulit yang tidak biasa. Pihak puskesmas merujuk Eka untuk di ditangani oleh dokter spesialis kulit di RSU Kasih Bunda Cimahi. Namun sangat disayangkan karena keterbatasan ekonomi orangtua Eka mengurungkan niatnya.
Barulah pada usia eka menginjak 10 tahun, karena dorongan dari keluarga, tetangga dan pemerintah setempat orangtua eka membuat BPJS dan membawa eka ke RSU Kasih Bunda untuk berobat. Dokter mendiagnosis bahwa Eka menderita penyakit kelainan kulit yang tak biasa yang dikenal dengan Nevus Epidermal Verrucous yaitu varian langka yang bisa menyerang kulit, tulang, dan mukosa. Saat diperiksa dokter penyakit Eka sudah menyebar di tubuhnya akhirnya Eka di rujuk ke RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Rasa gatal dan panas yang menyerang kulitnya membuat Eka sangat terganggu, sehingga dia sering kali menggaruk bagian luka di kulitnya. Ketika digaruk, otomatis bagian itu akan mengeluarkan darah yang banyak. Hingga tidak jarang eka akan menangis karena tak tahan dengan rasa gatal, panas, dan sakitnya luka itu.
Luka yang paling parah adalah luka di bagian pundak Eka. Di mana luka tersebut makin lama semakin hitam dan menyebar ke area wajah. Dokter menyarankan untuk segera dilakukan tindakan laser. Karena, jika tidak segera laser, ditakutkan lukanya akan terus menjalar sampai keseluruh tubuh. Jika ini terjadi maka di kahwatirkan akan menjadi kanker kulit ganas yang tentunya sangat membahayakan.
“Maaaa li Maaaa....” (mah sakit mah)
ungkap Eka ketika merasa sakit sambil menangis eka meminta pertolongan kepada ibunya.
Dampak dari penyakit langka yang dideritanya, Eka mengalami keterlambatan pertumbuhan. Eka mengalami keterlambatan dalam bicara, selain itu juga terdapat permasalahan pada pendengaranya, sehingga menyebabkan dia harus menggunakan alat bantu pendengaran. Karena keterbatasan itulah, diusianya yang menginjak 10 tahun Eka harus merelakan masa kecilnya untuk tidak ikut dalam canda tawa teman sepermainanya.
Pengobatan yang dijalani eka masihlah panjang. Untuk pengobatan biaya penanganan Eka ditanggung oleh BPJS. Akan tetapi untuk rangkaian obat- obatan, biaya akomodasi, dan juga biaya lainya keluarga Eka harus menanggungnya sendiri.
Sedangkan penghasilan orang tua Eka sebagai kuli bangunan tidaklah seberapa, dan juga tidak menentu. Bahkan sejak adanya pandemic Covid-19 jasa ayah Eka sangat jarang ada membutuhkan, sehingga penghasilan sangatlah tidaklah menentu. Ketika jasanya digunakan maka penghasilan ayah Eka kurang lebih sebesar Rp 70 ribu seharinya. Jika tidak ada panggilan Ayah Eka hanya bisa pasrah. Sedangkan Ibu Ita (Ibu Dari Eka) hanya buruh tani dan ibu rumah tangga yang penghasilanya pun tidak menentu kadang bekerja di kebun tetangga yang perharinya di bayar sebesar Rp.20 ribu untuk tambah-tambah biaya makan sehari-harinya.
Sementara itu, ke depannya Eka masih membutuhkan operasi dan Laser yang harus segera dilakukan. Sesuai anjuran dokter bahwa pengobatan tersebut tidak hanya dilakukan sekali, tapi berkali-kali hingga kulit Eka membaik. Begitu juga dengan biaya perawatan Eka yang tidak tanggung-tanggung kebutuhanya. Mulai dari obat oles kulit yang harganya ratusan ribu, vitamin, madu, susu untuk menjaga daya tahan tubuh Eka yang rendah, serta biaya obat-obatan di luar BPJS, serta kebutuhan lainnya yang mendesak untuk pengobatan Eka. Belum lagi biaya akomodasi ketika Eka harus berobat ke Rumah Sakit.
Sahabat berbagi, Eka dan Keluarga kini sangat membutuhkan uluran tangan kita. Mari bersama bantu biaya pengobatan Eka supaya Eka bisa kembali bermain dan bersekolah bersama teman-sebayanya. Donasi jariyah sahabat bisa jadi menjadi perantara terbitnya seyum Eka, mari siapkan donasi terbaikmu dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi,
3. Pilih metode pembayaran melalui rekening BSI/BCA/BRI/MANDIRI/BNI/PERMATA atau e-wallet Gopay/LinkAja/Ovo/Dana/Shopeepay/Jenius,
4. Tuliskan nama/hamba Allah dan doa terbaik sahabat berbagi,
5. Transfer donasi dan kode unik ke nomor rekening yang tertera,
6. Donasi sukses.
Aksiberbagi – Semangat Berbagi Kebaikan Indonesia
WA Center: 0857-2526-8775
Rp. 10.000
Rp. 10.057
Sedekah atas nama mama saya Erma binti Ramli,. Semoga dilapangkan kuburnya dan ditempatkan bersama orang2 beriman. Amin Allahumma Amin.
Mengajak 2 orang berinfak
Jadi #JembatanKebaikan sebagai fundraiser program ini.
Semoga lekas sembuh